FPK News, Semarang, 30 Mei 2024 – Fakultas Psikologi dan Kesehatan (FPK) UIN Walisongo Semarang mengadakan agenda penting berupa penyusunan kurikulum berbasis Outcome Based Education (OBE). Acara yang berlangsung di Ruang Dekan FPK ini dihadiri oleh seluruh dosen dari Program Studi Psikologi dan Gizi. Dekan FPK, Prof. Dr. Baidi Bukhori, S.Ag., M.Si, mengawal langsung jalannya penyusunan kurikulum ini dengan intens.

Penerapan kurikulum berbasis OBE adalah langkah strategis yang diambil oleh FPK UIN Walisongo untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan memastikan lulusan memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan industri dan masyarakat. Dalam sambutannya, Prof. Baidi menekankan pentingnya penyusunan kurikulum yang berorientasi pada hasil belajar yang spesifik dan terukur.

“Outcome Based Education adalah pendekatan yang fokus pada pencapaian hasil belajar yang spesifik, yang diinginkan dari setiap program studi. Dengan OBE, kita memastikan bahwa setiap lulusan memiliki kompetensi yang diperlukan untuk sukses di dunia kerja dan mampu berkontribusi secara signifikan kepada masyarakat. Ini adalah bagian dari komitmen kita untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan di FPK UIN Walisongo,” ujar Prof. Baidi.

Selama proses penyusunan, seluruh dosen Psikologi dan Gizi berpartisipasi aktif dalam diskusi dan perumusan kurikulum. Mereka bekerja sama untuk mengidentifikasi kompetensi utama yang harus dimiliki oleh lulusan, merancang mata kuliah yang mendukung pencapaian kompetensi tersebut, serta menetapkan metode evaluasi yang tepat untuk mengukur keberhasilan pembelajaran.

Prof. Baidi juga menekankan bahwa penyusunan kurikulum berbasis OBE ini merupakan bekal penting untuk Rapat Kerja FPK UIN Walisongo yang akan datang. “Kurikulum yang kita susun hari ini akan menjadi dasar bagi perencanaan dan pengembangan lebih lanjut di Rapat Kerja nanti. Saya berharap kita semua dapat memberikan kontribusi terbaik agar kurikulum ini benar-benar efektif dan implementatif,” tambah Prof. Baidi.

Dalam penyusunan kurikulum OBE, para dosen membahas berbagai aspek penting, mulai dari kompetensi inti, deskripsi mata kuliah, hingga metode pengajaran dan evaluasi. Mereka juga mempertimbangkan umpan balik dari mahasiswa dan alumni untuk memastikan kurikulum yang disusun benar-benar relevan dan memenuhi kebutuhan pasar kerja.

Nadiatus Salama, M.Si., Ph.D., Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kelembagaan, menyatakan, “Penyusunan kurikulum OBE ini menuntut kita untuk berpikir lebih strategis dan terstruktur. Setiap mata kuliah harus dirancang sedemikian rupa agar dapat mengantarkan mahasiswa mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Ini adalah tantangan sekaligus peluang bagi kita untuk meningkatkan kualitas pengajaran.”

Proses penyusunan kurikulum juga melibatkan penetapan Learning Outcomes (LO) yang jelas dan terukur. LO ini menjadi panduan bagi dosen dalam merancang metode pengajaran dan evaluasi. Setiap mata kuliah harus dapat berkontribusi langsung terhadap pencapaian LO yang telah ditetapkan.

Selain itu, penyusunan kurikulum OBE juga mempertimbangkan aspek integrasi antar mata kuliah dan program studi. Kolaborasi antara program studi Psikologi dan Gizi menjadi fokus utama dalam merancang kurikulum yang holistik dan komprehensif.

Prof. Baidi menambahkan, “Integrasi antar program studi sangat penting dalam kurikulum OBE. Kita harus memastikan bahwa setiap mata kuliah tidak berdiri sendiri, melainkan saling terkait dan mendukung pencapaian kompetensi yang utuh. Dengan demikian, lulusan kita akan memiliki keahlian yang komprehensif dan siap menghadapi tantangan di dunia kerja.”

Dalam penutupannya, Prof. Baidi mengapresiasi komitmen dan kerja keras seluruh dosen dalam penyusunan kurikulum ini. “Saya sangat mengapresiasi dedikasi dan kontribusi semua dosen dalam proses ini. Penyusunan kurikulum OBE adalah langkah besar bagi kita semua. Mari kita terus bekerja sama untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas tinggi di FPK UIN Walisongo,” katanya.

Acara ditutup dengan sesi diskusi terbuka, di mana para dosen dapat mengajukan pertanyaan dan memberikan masukan terkait rancangan kurikulum. Diskusi berlangsung aktif dan produktif, mencerminkan antusiasme dan komitmen seluruh peserta untuk menghasilkan kurikulum yang terbaik.

Dengan penyusunan kurikulum berbasis OBE ini, FPK UIN Walisongo menunjukkan komitmennya dalam menyediakan pendidikan yang relevan dan berkualitas tinggi. Kurikulum yang dihasilkan diharapkan dapat membekali mahasiswa dengan kompetensi yang dibutuhkan di dunia kerja dan mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional. Penyusunan kurikulum OBE ini menjadi langkah awal yang penting dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan di FPK UIN Walisongo. *LH*