FPK News, Semarang- Program Studi Gizi, Fakultas Psikologi dan Kesehatan, UIN Walisongo Semarang melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) untuk mahasiswa angkatan 2018. Kegiatan ini berlangsung secara daring melalui Zoom pada Kamis, 15 Juli 2021. Bertindak sebagai narasumber yaitu anggota tim gizi Unicef-Undip wilayah Jateng SUN Academia, Nuryanto, S. Gz., M. Gizi. dan Ketua Prodi Gizi Universitas Ngudi Waluyo, Galeh Septiar Pontang, S.Gz, M.Gizi.
Wakil Dekan Bidang Akademik, FPK UIN Walisongo, Dr. Baidi Bukhori, M.Si. mengatakan bahwa peran ahli gizi sangat penting pada masa pandemi covid-19. Mahasiswa gizi UIN Walisongo dibekali oleh teori-teori ilmu gizi, namun mereka tetap butuh praktik dan terjun langsung di dunia nyata. Mereka tetap membutuhkan praktik di instansi-instansi yang menggunakan jasa dan pelayanan ahli gizi. Namun, karena saat ini dibatasi oleh pandemi, semoga dengan KKL secara daring ini tetap bisa memfasilitasi hal tersebut.
“Semoga mahasiswa bisa banyak belajar dari para narasumber hari ini. Banyak manfaat yang bisa kalian peroleh dari kegiatan ini, “ Tegas Baidi.
Narasumber pertama, Nuryanto, S. Gz., M. Gizi. mengungkapkan keadaan pandemi covid-19 yang makin parah menuntut para ahli gizi untuk senantiasa berinovasi. Masyarakat makin membutuhkan peran ahli gizi untuk menjaga kestabilan kesehatan masyarakat. Khususnya pada ibu hamil, Ibu menyusui, dan balita. Kelompok ini yang harus menjadi perhatian karena jangan sampai terjadi masalah-masalah gizi pada era pandemi yang sudah terlalu panjang. Apalagi masalah stunting, bayi-bayi Indonesia jangan sampai mengalami masalah tersebut. Ini menyangkut masa depan Indonesia. Jangan sampai mereka menjadi korban karena tidak tercukupinya gizi pada masa pandemi.
Senada dengan Nuryanto, narasumber kedua Galeh Septiar Pontang, S.Gz, M.Gizi. juga mengemukakan hal serupa. Masalah gizi menjadi sangat urgent pada masa pandemi. Ia juga meyampaikan bahwa profesi gizi sudah disadari keberadaanya oleh masyarakat. Ini terbukti dengan daya serap ahli gizi dan nutrisionist makin tinggi. Maka dari itu, Galeh juga menyatakan bahwa sarjana gizi bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, agar ilmunya lebih bisa bermanfaat untuk khalayak. Mereka bisa melanjutkan ke jenjang profesi gizi untuk menjadi dietition. Dengan begitu, mereka bisa juga berkiprah di berbagai bidang, misalnya sebagai ahli gizi di rumah sakit (gizi klinik), ahli gizi di penyelenggaranaan makanan (gizi institusi), serta ahli perencana prohram gizi (gizi masyarakat).
Diharapkan lulusan gizi bisa lebih kreatif sehingga profesinya tidak hanya itu itu saja, misalnya bisa jadi konsultan gizi daring, youtuber gizi, dan peluang-peluang lain. Ini akan menjadikan para ahli gizi lebih dekat dengan masyarakat, sehingga edukasi tentang gizi akan mudah diakses oleh masyarakat.