FPK_News_Semarang, 10 November 2025 — Fakultas Psikologi dan Kesehatan (FPK) UIN Walisongo Semarang melalui Program Studi Psikologi menggelar acara Sharing Session bertajuk “From Psychology to Possibility: Menembus Batas Profesi Bersama Alumni” pada Senin (10/11/2025). Kegiatan ini berlangsung di Auditorium Kampus I UIN Walisongo Semarang dan menghadirkan empat narasumber alumni Psikologi UIN Walisongo yang kini sukses meniti karier di berbagai bidang.

Acara dibuka oleh Prof. Dr. H. Ikhrom, M.Ag., Wakil Dekan III FPK, yang hadir mewakili Dekan. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan apresiasi terhadap inisiatif kegiatan ini karena menjadi wadah penting untuk memperkuat jejaring antara mahasiswa dan alumni, sekaligus memberikan inspirasi tentang peluang karier di dunia kerja.

“Kegiatan ini sangat positif untuk menumbuhkan semangat mahasiswa agar lebih siap menghadapi tantangan dunia profesional dan terus mengembangkan diri,” ungkapnya.

Pemaparan materi pertama disampaikan oleh A. Raihan Bhagaskara, alumni Psikologi UIN Walisongo yang meraih predikat Wisudawan Terbaik Periode Mei 2023 sekaligus Awardee LPDP 2025 di New Zealand. Raihan membagikan pengalaman dan perjuangannya dalam meraih beasiswa, termasuk menghadapi kegagalan dalam pendidikan dan seleksi CPNS. Ia menegaskan pentingnya perencanaan yang matang dan membangun jejaring dukungan.

“Jangan terlalu idealis saat baru lulus, tetap terbuka terhadap peluang, dan mulai mencari support serta networking. Belajar dari kesalahan, karena apapun yang kita usahakan tidak akan sia-sia,” pesannya.

Raihan juga memberikan tips menulis esai beasiswa, seperti memancing perhatian di paragraf pertama, menggunakan bahasa yang lugas dan konkret, menarasikan urgensi dengan jelas, serta meminta orang lain memberi masukan. Ia menekankan pentingnya menghubungkan benang merah antara pengalaman masa lalu dan rencana masa depan dalam penulisan esai.

Pemateri kedua, Rizal Fauzi, dosen UNAGHA Cilacap sekaligus psikolog klinis, membagikan tiga kunci hidupnya: tujuan yang jelas, kompetensi keahlian, dan etos kerja tinggi.

“Tetap rendah hati, terus belajar, dan jangan pernah berhenti bermimpi. Selalu ingat tujuan hidup yang ingin dicapai,” ujarnya.

Rizal menambahkan pentingnya membangun support system dari keluarga, teman, maupun profesional, serta menanamkan kebiasaan reflektif seperti membuat catatan harian atau jurnal sebelum tidur.

“Kegagalan bukan akhir dari segalanya, justru menjadi kesempatan untuk memperbaiki diri,” tambahnya.

Sesi ketiga menghadirkan M. Ulin Nuha, psikolog klinis sekaligus entrepreneur, dengan materi “From Psychology to Positivity: From Santri to Psychologist.” Ia menekankan pentingnya organisasi sebagai sarana membangun jejaring dan keterampilan kerja.

“Saya selalu berfokus pada solusi. Sesuatu yang saya mulai harus saya selesaikan. Sayangi diri sendiri, jangan bersedih, dan meski jatuh harus tetap bangkit. Don’t worry, be happy,” ujarnya penuh semangat.

Pemateri terakhir, In’amul Aufa, psikolog dan HRD kelahiran Rembang, membawakan materi tentang pengembangan diri dan karier. Ia mengingatkan mahasiswa untuk tidak cepat puas dengan pencapaian saat ini.

“Kenali kekuatan dan nilai diri, jangan takut belajar hal baru, bangun jejaring lintas profesi, dan cari makna dalam pekerjaan, bukan hanya posisi,” pesannya.

Dalam sesi tanya jawab, para peserta antusias mengajukan pertanyaan, salah satunya mengenai keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja modern. Para pemateri sepakat bahwa critical thinking, kemampuan perencanaan, dan mind mapping menjadi kompetensi penting untuk bersaing di era saat ini.

Acara diakhiri dengan sesi mock interview, pengisian evaluasi peserta, serta penyerahan sertifikat kepada para pemateri. Melalui kegiatan ini, mahasiswa Psikologi FPK UIN Walisongo diharapkan mampu memperluas wawasan, memperkuat motivasi, serta menyiapkan diri menjadi lulusan yang kompeten, adaptif, dan berdaya saing tinggi di dunia kerja maupun organisasi.