FPK News, Surabaya- Pada hari Jumat,  tanggal 10 Februari 2023, tim dari jurnal Psikohumaniora dan Nurtrisains Fakultas Psikologi dan Kesehatan UIN Walisongo Semarang mengunjungi jurnal Anima Fakultas Psikologi Universitas Surabaya. Jurnal Anima merupakan salah satu jurnal psikologi tertua di Indonesia dan telah mempertahankan kualitasnya sejak lama.

Tim FPK yang diketuai Dr. Baidi Bukhori diterima oleh Fakultas Psikologi Universitas Surabaya pada pukul 09.00. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan diskusi bersama yang membahas 2 topik yang sedang hangat diperbincangkan di kalangan pengelola jurnal, yaitu (1) penggunaan AI terbuka (Open AI) ChatGPT dalam pengelolaan jurnal dan (2) Rubrik Letter to Editor.

Saat ini dunia dihebohkan dengan adanya Artificial Intellegence yaitu ChatGPT yang mendisrupsi berbagai disiplin ilmu. ChatGPT merupakan fitur chat berbasis teknologi kecerdasan buatan yang dapat melakukan interaksi percakapan dengan penggunanya secara canggih. Pengguna dapat mengirimkan apapun untuk dijawab oleh ChatGPT, dari pertanyaan sederhana seperti 2+2, sampai pertanyaan serius terkait penyusunan manuskrip.

Saat ini jutaan pengguna telah merasakan manfaat dari ChatGPT, termasuk di lingkungan akademis.  Adanya fitur ChatGPT yang dapat menjawab pertanyaan apapun membuat penulis manuskrip mendapatkan insight atau bahan menyusun tulisan dengan baik, dapat menerjemahkannya secara instan, dan menghindari plagiasi dengan melakukan parafrase secara otomatis.

Peran besar Open AI dalam penulisan artikel kemudian menyebabkan lembaga-lembaga etik publikasi seperti COPE mengeluarkan berbagai aturan terkait integritas akademik, etika akademik, serta peluang dan ancaman AI. Pada tanggal 30 Januari COPE mengeluarkan diskusi terbuka apakah Artificial Intellegence dapat menjadi salah satu Author dalam suatu manuskrip. Hal ini dikarenakan AI telah berhasil mensintesis sendiri pokok-pokok ilmu pengetahuan, merangkum suatu topik, dan menyusun paragraf sesuai kaidah yang diberikan dalam bentuk perintah/syntax. Hanya saja kelemahan AI adalah terkait pertanggungjawaban moral jika ditemukan ketidaksesuaian fakta, serta tidak dapat diberikan hukuman jika terbukti bersalah.

Diskusi kemudian dilanjutkan guna memanfaatkan fitur ChatGPT bagi pengelola jurnal. Fitur tersebut dapat digunakan untuk melakukan screening awal dengan melibatkan kriteria tertentu. ChatGPT juga dapat digunakan untuk memberikan masukan atas suatu artikel, memberikan penilaian, dan feedback perbaikan. Fitur-fitur lain yang dapat digunakan adalah untuk mendeteksi apakah tulisan-tulisan yang disubmit ke jurnal merupakan buatan manusia atau AI.

Sementara itu tantangan Open AI ini adalah meningkatnya pelanggaran akademik terkait integritas penulis. Aturan kemudian tidak hanya dibuat poin-poin seperti pada tahun-tahun sebelumnya, namun lebih ke rambu-rambu yang harus diikuti oleh penulis. Aturan tersebut antara lain (1) Pelanggaran terhadap kebenaran, (2) Pelanggaran kepercayaan, dan (3) Risiko.

Topik kedua yang dibahasa dalam diskusi ini adalah rubrik Letter to editor yang merupakan bentuk baru naskah publikasi yang berupa komentar terhadap naskah jurnal yang telah lalu atau komentar secara umum tentang jurnal tersebut. Letter to editor dapat berupa tulisan sederhana, bahkan ada yang hanya 300 kata. Namun ada pula Letter to editor dengan kualitas yang bagus bahkan mendapatkan penghargaan Nobel. Keuntungan Letter to editor bagi jurnal salah satunya adalah dapat meningkatkan sitsasi secara pesat.

Meskipun saat ini Letter to editor jamak digunakan pada penelitian-penelitian sains karena harus mengangkat isu-isu mendesak (emerging issue), namun penelitian sosial pun dapat dituliskan dalam Letter to editor guna mengangkat isu mendesak agar ide tidak keburu dicuri oleh peneliti lain.

Tantangan Letter to editor Ini adalah jurnal harus menyediakan rubrik sendiri. Selain itu jurnal akan kebanjiran artikel masuk karena persyaratan Letter to editor mengenai jumlah kata, metode penelitian, dan sebagainya tidak seketat penelitian lapangan. Namun begitu Reviewer tetap harus menyeleksi secara ketat tulisan-tulisan tersebut. Meskipun begitu dalam waktu dekat ini jurnal Psikohumaniora dan Nutrisains belum akan menyediakan rubrik Letter to editor, penelitian articlereview, ataupun meta analisis. Psikohumanioradan Nutrisains hanya menerima penelitian lapangan.