FPK_News – Semarang, 2 Mei 2025 – Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Gizi FPK UIN Walisongo Semarang menyelenggarakan Nutri Discuss 1 pada Jumat, 2 Mei 2025, di Laboratorium Dakwah, UIN Walisongo Semarang. Forum diskusi ini mengangkat tema “Stunting dan Program Makan Gratis: Upaya Strategis atau Solusi Jangka Pendek?”, sebagai wadah pertukaran gagasan kritis mengenai efektivitas kebijakan makan gratis dalam upaya penanggulangan stunting. Kegiatan ini dihadiri oleh lebih dari 30 peserta, yang terdiri dari mahasiswa, dosen, dan aktivis gizi. Diskusi menghadirkan Imelda Puspitasari, demisioner HMJ Gizi FPK UIN Walisongo, sebagai narasumber utama. Ia menyampaikan bahwa meskipun program makan gratis dapat memberikan manfaat nyata dalam peningkatan gizi anak, ada banyak aspek yang harus dipastikan agar program tidak hanya menjadi solusi sesaat. “Kualitas makanan, ketepatan sasaran, dan keberlanjutan program adalah hal yang perlu dikawal bersama,” ujarnya.
Salah satu bagian yang paling menarik dalam rangkaian acara adalah sesi debat terbuka, yang membagi peserta ke dalam dua kubu: pro dan kontra terhadap kebijakan makan gratis sebagai solusi jangka panjang. Kubu pro menyoroti pentingnya akses makanan bergizi sebagai hak dasar anak dan menyebut program ini sebagai langkah awal menuju kesetaraan gizi. Sementara kubu kontra mempertanyakan keberlanjutan anggaran, risiko ketergantungan, serta lemahnya sistem pengawasan mutu makanan.
Debat berlangsung hangat namun tetap dalam suasana ilmiah. Kedua kubu menyampaikan argumen berbasis data dan literatur gizi, serta mengajukan solusi alternatif seperti integrasi program dengan edukasi gizi keluarga dan peningkatan layanan kesehatan primer. Sesi ini mendapat antusiasme tinggi dari peserta, yang juga diberi kesempatan memberikan respons dan refleksi atas argumen yang disampaikan.
Salah satu peserta, mahasiswa Gizi semester 4, mengaku senang bisa terlibat langsung dalam forum seperti ini. “Melalui debat ini, saya jadi lebih kritis dan menyadari bahwa satu kebijakan tidak cukup. Kita perlu pendekatan yang menyeluruh, bukan hanya soal makanan, tapi juga edukasi, sanitasi, dan pola asuh,” tuturnya.
Ketua HMJ Gizi dalam sambutannya menyampaikan bahwa Nutri Discuss hadir sebagai ruang edukasi dan partisipasi bagi mahasiswa untuk aktif membaca dan merespons kebijakan publik, khususnya di bidang gizi. Ia berharap forum ini dapat menjadi agenda rutin sebagai bentuk kontribusi nyata mahasiswa dalam menghadapi persoalan kesehatan masyarakat.
Acara ditutup dengan ajakan kolaboratif untuk terus mengawal isu stunting dengan pendekatan ilmiah dan empati sosial. Nutri Discuss 1 diharapkan menjadi pemicu bagi lahirnya forum-forum serupa yang membangun kesadaran kritis dan solusi nyata dari lingkungan akademik.